THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 12 November 2011

Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal. Di seluruh dunia hipertensi telah menjadi suatu penyakit yang  dihubungkan dengan angka morbiditas, mortalitas serta biaya (cost) yang tinggi di masyarakat. Hipertensi juga merupakan faktor risiko penting, yang dapat dimodifikasi, untuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan penyakit arteri periferal. Untuk mempermudah pembelajaran dan penanganan, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah dan
etiologinya
Klasifikasi
Sistol (mmHg)
Diastol (mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-90
Hipertensi tingkat 1
140-159
90-100
Hipertensi tingkat 2
>160
>100
(Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003).[1]
Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder:
  1. Hipertensi esensial/hipertensi primer/hipertensi idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya meliputi faktor genetik (kepekaan terhadap natrium, stress, dll) dan faktor lingkungan (gaya hidup, stress emosi, dll)
  2. Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa hipertensi kardiovaskuler (peningkatan resistensi perifer akibat aterosklerosis), hipertensi ginjal (oklusi arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal), hipertensi endokrin (feokromositoma dan sindrom Conn) dan hipertensi neurogenik (akibat lesi saraf, menyebabkan gangguan di pusat kontrol, baroreseptor atau penurunan aliran darah ke otak).[2]
Hipertensi lama dan/atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ pada jantung (hipertrofik ventrikel  kiri), otak (strok akibat pecah pembuluh darah cerebral), ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal), mata dan pembuluh darah perifer.
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular. Target tekanan darah yang ingin dicapai bila penderita tidak memiliki kelainan penyerta adalah <140/90 mmHg, sedangkan pasien dengan diabetes melitus atau kelainan ginjal tekanan darah harus diturunkan di bawah 130/80 mmHg.
Strategi pengobatan hipertensi dimulai dengan perubahan gaya hidup, diet rendah garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang teratur, dan penurunan berat badan bagi pasien obesitas. Perubahan gaya hidup tersebut dapat dicoba sampai 12 bulan bagi penderita hipertensi tingkat 1 tanpa faktor risiko dan kerusakan organ. Sedangkan bila penderita memiliki kelainan penyerta (seperti gagal jantung, pasca infark miokard, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, stroke) maka terapi farmakologi/obat-obatan harus dimulai lebih dini mulai dari hipertensi tingkat 1.
Berdasarkan The Joint National Committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC) VII pada tahun 2003, tatalaksana hipertensi secara farmakologis dibagi menjadi dua lini:
  1. Lini pertama meliputi diuretik, penyekat reseptor beta adrenergik (β-blocker), ACE inhibitor, penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium/calcium channel blocker.
  2. Lini kedua meliputi penghambat saraf adrenergik, penghambat adrenoreseptor alpha (α-blocker), dan vasodilator.
Diuretik
Diuretik bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunakn volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Beberapa diuretik juga bekerja dengan mennurunkan resistensi perifer sehingga memperkuat efek hipotensinya.
1. Golongan tiazid
Golongan ini bekerja dengan menghambat simporter Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga meningkatkan eksresi Na­+ dan Cl-. Prototipe golongan ini adalah hidroklorotiazid (HCT). Selain itu juga terdapat bendroflumetazid, indapamid dll dengan waktu paruh yang berbeda-beda. HCT sendiri memiliki waktu paruh 10-12 jam. Sampai saat ini tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Umumnya efek hipotensi tiazid baru terlihat setelah 2-3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu. Efek samping dari tiazid antara lain hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, hiperkalsemia dan hiperurisemia. Tiazid juga dapat menyebabkan hiperlipidemia, hiperglikemia dan kurang efektif pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
2. Diuretik kuat/loop diuretic
Diuretik kuat bekerja di ansa Henle pars asendens dengan menghambat kotransporter Na+, K+, Cl- dan menghambat resorpsi air dan elektrolit. Diuretik kuat digunakan sebagai antihipertensi terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >2.5 mg/dL) atau gagal jantung. Termasuk dalam golongan diuretik kuat adalah furosemid, bumetanid, torasemid dan asam etakrinat. Efek sampingnya antara lain hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia dan hiperkalsiuria.
3. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium digunakan terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia. Termasuk dalam golongan ini adalah amilorid, triamteren, dan spironolakton (antagonis aldosteron). Diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hiperkalemia bila diberikan pada pasien dengan gagal ginjal atau bila dikombinasi dengan ACE-inhibitor, ARB, β-blocker, AINS atau suplemen kalium.





Analgesik



adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut.
 Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.


Gejala Nyeri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang – timbul dan berbeda tempat nyeri.
  Apa yang menyebab kan nyeri ?


Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, keram, atau bengkak. Rangsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini.
 Penanganan Nyeri


Obat-obat yang dapat mengurangi nyeri antara lain:
· 
Golongan Para amino fenol à asetaminofen (Parasetamol ), fenasetin

Golongan Pirazolon à dipiron (antalgin)
·  
Derivat Asam Salisilat à Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat
        
1
Derivat.As.Fenamat à As.Mefenamat, Meklofenamat
2
Derivat Asam Propionat à As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen, Naproksen
3
Derivat As.Fenilasetat à Diklofenak, Fenklofenak



Analgesik



adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.

Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut.
 Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.


Gejala Nyeri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang – timbul dan berbeda tempat nyeri.
  Apa yang menyebab kan nyeri ?


Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, keram, atau bengkak. Rangsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung saraf yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini.
 Penanganan Nyeri


Obat-obat yang dapat mengurangi nyeri antara lain:
· 
Golongan Para amino fenol à asetaminofen (Parasetamol ), fenasetin

Golongan Pirazolon à dipiron (antalgin)
·  
Derivat Asam Salisilat à Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat
        
1
Derivat.As.Fenamat à As.Mefenamat, Meklofenamat
2
Derivat Asam Propionat à As.Tiaprofenat, Fenbufen, Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen, Naproksen
3
Derivat As.Fenilasetat à Diklofenak, Fenklofenak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar